Mencintai Diri Sendiri
Banyak sekali orang yang
beranggapan bahwa mencintai diri sendiri hanyalah tentang
penerimaan
diri. Padahal mencintai diri sendiri memiliki banyak makna bagi saya. Kampanye
untuk mencintai diri sendiri juga banyak sekali disuarakan oleh para influencer, selebritis, tokoh publik, dan
yang lain-lainnya. Sebuah boyband terkenal
asal Korea Selatan dengan puluhan penggemar di Indonesia bernama Bangtan
Sonyeondan atau biasa disebut sebagai BTS pun
menamai album mereka dengan nama Love Yourself yang
artinya adalah: Cintailah diri sendiri. Dengan maraknya kampanye/gerakan/pengaruh
untuk mencintai diri sendiri, mengakibatkan banyaknya masyarakat yang penasaran
dan akhirnya belajar serta mencari tahu lebih dalam tentang makna mencintai
diri sendiri tersebut. Namun sebenarnya, seluas apakah makna dari mencintai
diri sendiri?
Dalam
konteks filosofi, kata cinta berarti
sifat baik yang mewarisi semua
kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Cinta
tak selalu tentang sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap
objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu,
menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan
objek tersebut. Cinta terjadi ketika melibatkan lebih dari satu orang.
Contohnya seperti cinta seorang ibu ke anaknya, cinta seorang kakak ke adiknya,
cinta seorang suami ke istrinya, dan yang lain-lainnya. Cinta terhadap diri
saya sendiri pun merupakan salah satunya. Hal itu sah dan lazim. Untuk saya praktikkan
langsung, tentu saya perlu menguasai diri saya sendiri terlebih dahulu. Ketahui
apa saja kelebihan,keunikan,dan juga kekurangan yang ada pada diri saya. Setelah
itu, belajarlah untuk selalu menerima keadaan yang akan atau yang telah saya
hadapi. Segala hal yang terjadi di kehidupan kita semua merupakan tak lain dan
tak bukan takdir dari Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kita semua menerima segala
hal dengan ikhlas dan lapang dada, maka secara perlahan-lahan kita akan
menghormati diri kita sendiri.
Adapun kendala
yang akan saya hadapi pada saat saya terang-terangan menyatakan
bahwa saya cinta terhadap diri sendiri adalah saya akan
dianggap sebagai pribadi yang narsistik. Banyak juga masyarakat memandang bahwa
mencintai diri sendiri adalah perilaku aneh yang dilakukan oleh orang-orang
dengan kepercayaan diri yang berlebihan. Stigma masyarakat yang seperti itu
tentu saja salah besar. Mencintai diri sendiri tidak pernah menjadi suatu yang
buruk selama kita tahu bagaimana melakukannya dengan cara yang baik dan tidak
berlebihan. Seorang praktisi psikologi, Margaret Paul Ph.D mendefinisikan
mencintai diri sendiri sebagai perilaku memahami nilai sebenarnya dalam diri,
tentang apa yang sebenarnya ada di dalam diri Anda, bukan sekedar menilai diri
berdasarkan penampilan fisik atau performa diri. Mencintai diri sendiri adalah
perihal menghargai diri kita sendiri, tentang kelebihan dan kekurangan yang kita
miliki. Agar kita tidak selalu terpaku pada kekurangan diri sendiri yang hanya
membuat kita jauh dari rasa mensyukuri.
Sehingga,
tiada kata tidak mau bagi saya untuk mencintai diri sendiri. Gambaran jelas
perilaku mencintai diri sendiri pada diri saya yang pertama
adalah tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Setiap orang
memiliki keunikan/ciri khasnya tersendiri. Tidak ada manusia yang terlahir hina
di dunia ini. Kedua, mencintai diri sendiri sebelum dicintai oleh orang lain.
Karena pada dasarnya, mencintai orang lain sebelum mencintai diri sendiri
merupakan suatu kebohongan. Dan yang terakhir dari sekian banyaknya gambaran
adalah, selalu ingat bahwa kita tidak seperti apa yang orang lain pikirkan.
Fokuslah pada kekuatan/pengaruh apa yang bisa kita berikan kepada orang lain
dan buanglah jauh-jauh perilaku kita yang tidak baik/tidak bermanfaat bagi
orang lain. Kita semua harus selalu menjadi diri sendiri tanpa harus
berpura-pura menjadi orang lain. Pada akhirnya, ketika sudah mencapai level
tertinggi cinta pada diri sendiri, maka raga dan jiwa kita pun akan merasa
lebih tenang.
Comments
Post a Comment